Salah satu yang saat ini sedang jadi perhatian adalah pembentukan holding BUMN Karya yakni BUMN Infrastruktur dan BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan yang berpotensi dibatalkan di era Menteri BUMN saat ini Erick Thohir.
"Mengenai holding untuk BUMN Karya sepertinya lagi dikaji. Memang kecil kemungkinan untuk bikin holding di BUMN Karya," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Rabu (20/11/2019).
Kabar ini terus menjadi sentimen bagi saham-saham BUMN karya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak perdagangan Kamis kemarin (21/11/2019). Pada perdagangan Jumat ini, mengacu data BEI, saham sektor konstruksi pelat merah juga kompak ambles.
Saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ambles 2,02% di level Rp 1.940/saham, dalam sepekan saham WIKA turun 3,48%. Saham PT PP Tbk (PTPP) juga terkoreksi 2,27% Rp 1.510/saham, dan sepekan turun 4,43%.
Saham emiten konstruksi lainnya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga minus 2,46% di level Rp 1.395/saham, sepekan ambles 4,78%, sementara saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) turun tipis 1,24% di level Rp 1.190/saham dan sepekan turun hanya 1,65%.
Rencananya holding BUMN Infrastruktur akan terdiri dari enam perusahaan dengan PT Hutama Karya (Persero) sebagai pemimpinnya, sedangkan para anggota holding antara lain PT Jasa Marga (Persero) Tbk, ADHI, WSKT, PT Yodya Karya (Persero), dan PT Indra Karya (Persero).
Arya mengungkapkan, kemungkinan rencana tersebut batal karena banyak pertimbangan. Sayangnya Arya belum banyak bercerita soal batalnya rencana tersebut.
"Banyak pertimbangan. [...] Dicarikan model bisnis yang baik, dan sinergikan perusahaan dan karyawan," jelas Arya tanpa memberikan info lebih jauh.
Kemarin, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga menyampaikan belum mau memberikan paraf pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN Karya dan BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan, karena punya alasan soal nasib para BUMN tersebut ke depan.
Menurut Basuki, jika holding BUMN karya terbentuk keikutsertaan perusahaan pelat merah dalam menggarap proyek pemerintah menjadi terbatas. Pasalnya, hanya lead dari holding yang kelak bisa ikut tender proyek pemerintah.
"Hukumnya kalau sudah holding dia enggak bisa ikut tender. Misalnya Hutama terus bawahnya ada Waskita ada PP ada ini, nah ini enggak boleh ikut tender," ucapnya saat ditemui di kantornya, Kamis (21/11/2019).
Persoalan ini sebelumnya sudah pernah disampaikan kepada Menteri BUMN kala itu, Rini Soemarno. Sejak awal memang Basuki setuju dibentuknya holding asal ada syarat khusus.
"Sudah saya suratin. Sejak awal sidang kabinet saya sudah bilang, saya mendukung, jika semua masih boleh ikut tender sambil saya menyiapkan swasta nasional yang lebih kuat," bebernya.
"Saya dari dulu bilang harus tetap masih bisa bersaing di dalam tender, kalau enggak kan nggak bisa," lanjutnya.
Basuki justru mempertanyakan tujuan dibentuknya holding. Apalagi, BUMN yang akan bergabung dengan holding dinilai sudah cukup kuat.
"Apa dulu tujuannya, tujuan holding itu apa, wong sudah besar semua. Sudah besar sudah kuat. Kan ini sudah besar besar, PP, Waskita itu sudah 10 kali lipat dari dulu, tujuannya apa," urainya.
Sebagai catatan, Rapat Umum Pemegang Sahan Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Waskita dan Adhi di awal tahun 2019 sudah mensahkan pengalihan seluruh saham Seri B milik Negara untuk menjadi setoran modal pada Hutama Karya.
Holding BUMN Karya Tak Jelas
[Gambas:Video CNBC]
"Karya" - Google Berita
November 22, 2019 at 11:36AM
https://ift.tt/2O9rLq7
Sinyal Holding BUMN Karya Batal, Saham BUMN Konstruksi Ambles - CNBC Indonesia
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sinyal Holding BUMN Karya Batal, Saham BUMN Konstruksi Ambles - CNBC Indonesia"
Post a Comment