Search

Bengkel Sastra, Wadah Menumbuhkan Minat Menulis dan Mengapresiasi Karya Sastra - Serambi Indonesia

Oleh : Ibrahim Sembiring | Peneliti Sastra di Balai Bahasa Aceh

Terminologi “bengkel sastra” dibentuk dari dua kata, yaitu bengkel dan sastra. Jika ditempatkan pada aktivitas kesastraan, bengkel sastra dapat didefinisikan sebagai tempat berkegiatan atau berlatih menggunakan gaya bahasa secara tepat untuk menghasilkan karya tulis yang indah (karya sastra). Bertalian dengan hal itu, Sapardi Djoko Damono (2014) menyatakan bahwa kegiatan bengkel sastra dilakukan untuk melatih masyarakat memahami dan menghayati karya sastra, sebab taraf pemahaman ini bertingkat- tingkat sesuai dengan kemampuan seseorang sebagai pembaca dan jenis karya sastra yang dibaca.

Dengan demikian, melalui kegiatan bengkel sastra diharapkan minat masyarakat dalam berkarya sastra dapat ditingkatkan dan selanjutnya tumbuh apresiasi masyarakat terhadap karya sastra. Sejak tahun 1994 sampai sekarang, kegiatan bengkel sastra selain dilaksanakan oleh Pusat Pembinaan, juga dilaksanakan oleh balai/kantor bahasa di tiga puluh provinsi selaku unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Balai Bahasa Aceh sebagai salah satu UPT Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, juga melaksanakan program pembinaan kesastraan melalui kegiatan bengkel sastra. Kegiatan ini setiap tahun diselenggarakan secara bergilir di lima kabupaten/kota yang ada di provinsi Aceh.

Dalam kegiatan ini, selain terkadang mengundang sastrawan nasional, Balai Bahasa Aceh juga mengajak sejumlah sastrawan di Aceh sebagai narasumber, yang secara sukarela membagi pengetahuan dan pengalamannya berproses kreatif dalam bidang penulisan karya sastra.

Kegiatan bengkel sastra dilaksanakan dalam bentuk dialog interaktif— antara narasumber dengan peserta (biasanya siswa SMP dan SMA)—yang secara intensif membahas pemahaman karya sastra, proses kreatif mencipta karya sastra, dan penulisan karya sastra. Pada titik ini, mulai digugah dan ditumbuhkan minat menulis para peserta bengkel sastra. Materi penulisan karya sastra jamaknya mencakup penulisan puisi, prosa (cerita pendek/novel), dan naskah drama.

Melalui kegiatan bengkel sastra, peserta diajak untuk mengenal, memahami, dan menghayati karya sastra, serta mengetahui wadah untuk penyaluran bakat dan kemampuan peserta dalam dalam mencipta karya sastra.

Karena itu, sesungguhnya kegiatan bengkel sastra bukanlah untuk membuat seseorang menjadi sastrawan, akan tetapi mengarahkan peserta agar lebih kreatif dalam hal penulisan sastra. Seandainya pun di antara peserta bengkel sastra kelak ada yang menjadi sastrawan, tentu saja hal

itu karena berkat proses kreatif, ketekunan, dan kegigihannya yang telah menempanya menjadi seorang sastrawan.

Selain diajak untuk mengenal sastra dan proses penciptaannya, peserta bengkel sastra juga diarahkan untuk mendalami nilai-nilai sastra dan berlatih mengapresiasi sastra dalam bentuk pertunjukan atau pementasan sastra. Pada momen ini, peserta ditugasi untuk mengapresiasi dan mengalihwahanakan sebuah karya sastra menjadi bentuk pertunjukan sastra.

Misalnya, puisi yang ditulis sendiri kemudian dibacakan di hadapan seluruh peserta. Atau, sebuah puisi karya seorang sastrawan kemudian digubah dan ikreasikan menjadi pertunjukan musikalisasi puisi atau dramatisasi puisi. Kegiatan bengkel sastra seperti itu, sesungguhnya lebih menekankan pada kemampuan apresiasi peserta terhadap karya sastra.

Di samping sebagai wadah untuk berlatih menulis dan mengapresiasi karya sastra, kegiatan bengkel sastra juga dapat dijadikan ajang silaturahmi sekaligus untuk memberikan kesempatan kepada peserta (siswa) agar dapat berinteraksi langsung dengan sastrawan (idolanya). Sebab,  betapa banyak di antara siswa kita yang hanya mengetahui nama sastrawannya tetapi tidak pernah kenal orangnya, apalagi bertemu langsung dengan sang sastrawan.

Dengan dapat bertemu langsung sekaligus bisa berdialog dengan sastrawan yang diidolakan, tentu saja merupakan sebuah kebanggaan tersendiri yang menginspirasi untuk diejawantahkan menjadi karya sastra: mungkin berupa puisi, cerpen atau drama.

Let's block ads! (Why?)



"Karya" - Google Berita
November 17, 2019 at 08:17AM
https://ift.tt/2QpLtj1

Bengkel Sastra, Wadah Menumbuhkan Minat Menulis dan Mengapresiasi Karya Sastra - Serambi Indonesia
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bengkel Sastra, Wadah Menumbuhkan Minat Menulis dan Mengapresiasi Karya Sastra - Serambi Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.