Equidistant dalam Karya 19 Seniman Seni Rupa - Medcom ID

Yogyakarta: Kohesi Initiatives mengadakan pameran seni rupa bertajuk “Equidistant” di Tirtodipuran Link, Jl. Tirtodipuran No. 50, Yogyakarta. Pameran ini menyuguhkan karya 19 seniman seni rupa yang akan berlangsung mulai 14 Februari – 14 Maret 2020.
 
Seniman yang terlibat dalam pameran adalah Theresia A. Sitompul, Rendy Raka Pramudya, Kanoko Takaya, Iskandar Fauzy, Kris Sutardjo, Awang Behartawan, Askanadi, Ummi Shabrina, Aurora Santika, Garis Edelweiss, Triana Nurmaria, Restu Taufik Akbar, Izal Batubara, Feri Eka Candra, Ayu Rika, Januri, Hojatul, Endry Pragusta, dan Ayu Arista Murti.
 
Benedicto Audi Jericho, gallery director Kohesi Initiatives, mengatakan bahwa dengan adanya pameran ini Kohesi Initiatives ingin memberikan penyegaran kepada penikmat seni dan para seniman sendiri.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

“Kami mencoba membawa banyak visual-visual yang baru, sih. Walaupun, misalkan, tidak baru untuk publik, setidaknya baru untuk kami sendiri,” kata Benedicto saat mengajak awak media melihat lukisan yang di pamerkan, Jumat, 14 Februari 2020.
 

(Ruang pameran di public area di lantai dua bisa dinikmati pengunjung sambil mengobrol santai dengan kolega atau teman. Foto: Dok. Arthurio Oktavianus)

Seniman muda

Menurut Benedicto, Equidistant merupakan pameran karya seni rupa dari para seniman muda yang menggunakan ruang kreatif Tirtodipuran Link. Bangunan Tirtodipuran Link sendiri memiliki tiga lantai. 
 
Lantai pertama sebagai ruang pameran dan workshop, lantai kedua mini bar dan ruang pameran dua dan lantai tiga area untuk ruang kerja artis residensi yang membuat riset dan karya.
 
Dalam Tirtodipuran Link ada tiga galeri, yang masing-masing terbagi atas Srisasanti Syndicate, Kohesi Initiatives dan Nasi Goreng Diplomacy. Srisasanti adalah galeri senior yang berusai 25 tahun dan khusus memamerkan karya para seniman senior seperti Heri Dono dan Eddie Hara. 
 
Kohesi lebih fokus pada seniman muda baik Indonesia maupun luar negeri, dan kerjasama berkarya juga lebih luas lingkupnya. Seperti musik, kuliner, dan fashion. Sedangkan Nasi Goreng Diplomacy lebih kepada galeri untuk merchandise dan special presentation.
 
“Seniman yang tampil dalam pameran ini adalah seniman muda dengan visual yang jarang kita pamerkan tiga sampai empat tahun ke belakang,” tutur Benedicto. Inilah peyegaran yang dilakukan oleh Kohesi terkait dengan menampilkan seniman dan karyanya.
 
Satu contoh seniman muda yang muncul dalam pameran ini adalah Awang Behartawan. Seniman asal Indonesia yang menetap di Kopenhagen, Denmark. “Kita baru bertemu sekitar tujuh bulan ini dan baru tahu juga ada seniman Indonesia yang menetap di Kopenhagen ini,” kata Benedicto.
 
Karya Awang Behartawan yang dipamerkan berjudul Return, yang dibuatnya di tahun 2019. Pada kanvas berukuran 200x400 cm, Awang menampilkan dominan warna coklat tanah dalam karyanya, dengan pola bulat dan kotak yang membentuk bangunan gedung metropolis yang tertanam dalam perut gunung yang menjulang tinggi.
 

(Galeri dua dalam pameran Equidistant menampilkan karya abstrak seniman muda. Foto: Dok. Arthurio Oktavianus)

Dua kategori

Karya seni yang dipamerkan dapat dibagi menjadi dua kategori berbeda terkait tema Equidistant. Pertama, mengangkat isu sosial yang hangat diperdebatkan seperti perilaku beragama hingga pengaruh dominan teknologi dalam kehidupan manusia modern.
 
Kedua, menceritakan pengalaman personal ketika diharuskan mengambil keputusan sulit. Seperti usaha menentukan arahan hidup ditengah ketidakpastian atau kesukaran yang timbul, ketika menyadari bahwa pilihan yang diambil berdampak langsung kepada kehidupan makhluk lain. Secara garis besar, pameran Equidistant menampilkan keberagaman karya dan keterbukaan pikiran bagi para seniman dan penikmat seni. 
 

(TIN)

Let's block ads! (Why?)

"Karya" - Google Berita
February 16, 2020 at 06:00AM
https://ift.tt/38xJu2m

Equidistant dalam Karya 19 Seniman Seni Rupa - Medcom ID
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo

Bagikan Berita Ini