PT Adhi Commuter Properti berencana untuk melantai di pasar modal melalui skema penawaran saham umum perdana (initial public offering/IPO). Anak usaha Adhi Karya ini akan menawarkan 30% sahamnya kepada publik, dengan target raihan dana Rp 2,5 triliun.
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan SDM Adhi Commuter Mochamad Yusuf mengungkapkan, 80% dana hasil IPO akan digunakan untuk membiayai belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini.
"Capex yang kami rencanakan senilai Rp 3,5 triliun untuk pengadaan lahan baru dan pengembangan," kata Mochamad Yusuf dalam konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (18/2).
Dia menjelaskan, dengan adanya rencana untuk mengakuisisi beberapa lahan baru yang berada di kawasan Tangerang, Bogor, dan Depok tersebut, maka total bank tanah (land bank) yang akan dimiliki oleh perusahaan menjadi seluas 680 hektare (ha).
(Baca: Tunggu Bursa Saham Membaik, Dua Anak Usaha Adhi Karya IPO Semester II)
Dengan capex Rp 3,5 triliun, perusahaan menargetkan bisa menambah 500 ha landbank. Adapun sisa dana IPO sebesar 20% akan digunakan untuk membiayai kembali (refinancing) kewajiban-kewajiban perusahaan.
Rencananya IPO ini bakal dieksekusi pada triwulan II tahun ini. Perusahaan akan menggunakan laporan keuangan Desember 2019 sebagai dasar IPO. Saat ini, rencana IPO sudah pada tahap finalisasi. Yusuf mengungkapkan perusahaan bakal menggandeng lebih dari satu penjamin efek alias (underwriter), termasuk underwriter swasta.
Adapun Adhi Commuter telah merencanakan IPO ini sejak tahun lalu, tepatnya setahun setelah spin off dari perusahaan induknya pada 2018. Namun, tahun lalu perusahaan menilai kondisi pasar tidak memungkinkan untuk IPO. Selain itu, perusahaan juga merasa landbank miliknya masih belum cukup luas.
Saat ini, perusahaan sudah memiliki land bank seluas 180 hektare sehingga perusahaan sudah memiliki kepercayaan diri untuk go public. Selain itu, Yusuf mengaku sudah mengecek pasar dan mendapati bahwa pasar menanti perusahaan IPO dari properti yang berbasis hunian terpadu alias transit oriented development (TOD).
(Baca: Adhi Karya Akan Lepas Saham 3 Anak Usaha)
Anggaran Belanja Modal 2020
Terkait dengan dana capex tahun ini sebesar Rp 3,5 triliun, perusahaan memang menargetkan mayoritas berasal dari dana IPO yaitu senilai Rp 2 triliun. Sedangkan kekurangannya akan berasal dari kas internal perusahaan dan perusahaan bakal menerbitkan surat utang. "Kami punya kas internal sampai dengan Rp 500 miliar sampai dengan kuartal II nanti," kata Yusuf.
Sementara itu perusahaan berencana untuk menerbitkan surat utang senilai Rp 1 triliun. Yusuf menjelaskan bahwa surat utang ini akan dijamin oleh induk perusahaan, Adhi Karya. Rencananya perusahaan bakal menerbitkan surat utang dulu sebelum IPO. Yusuf mengungkapkan, pihaknya bakal menerbitkan utang antara April hingga Mei 2020.
Saat ini perusahaan tengah mengajukan rencana tersebut kepada pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Proses (penerbitan) surat utang ini sudah mulai dari Januari 2020. Kami sudah sounding ke BEI dan OJK, tinggal eksekusi," katanya.
(Baca: Adhi Karya Siapkan Belanja Modal Rp 4 Triliun-Rp5 Triliun Tahun Depan)
Reporter: Ihya Ulum Aldin
"Karya" - Google Berita
February 18, 2020 at 07:20PM
https://ift.tt/2u8yfhQ
IPO Tahun ini, Anak Usaha Adhi Karya Target Raih Dana Rp 2,5 Triliun - Katadata.co.id
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IPO Tahun ini, Anak Usaha Adhi Karya Target Raih Dana Rp 2,5 Triliun - Katadata.co.id"
Post a Comment