Search

Adhi Karya Bidik Rp 5,9 Triliun dari 'Rights Issue' dan PMN - Investor Daily

JAKARTA, investor.id – PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana melangsungkan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 2,9 triliun pada 2021. Di sisi lain, perseroan juga mengharapkan adanya Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun.

Dengan demikian, BUMN konstruksi tersebut berpotensi memperoleh total dana sebesar Rp 5,9 triliun. Dari perolehan itu, perseroan mengalokasikan dana hasil rights issue untuk membiayai proyek investasi jalan tol Solo-Yogyakarta. Adapun saham baru yang diterbitkan dalam rights issue setara 49% dari modal disetor.

“Prosesnya terpisah, setelah PMN baru rights issue. Sementara masih proses permohonan PMN,” kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (17/2).

Secara terpisah, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto menyatakan, tahun ini, pihaknya menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 18 triliun. “Untuk jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo sebanyak enam ruas,” kata dia, usai penandatanganan kontrak proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Fase II di Jakarta.

Budi menambahkan, tahun ini, perseroan menargetkan kontrak baru senilai Rp 35 triliun, yang sebagian akan dipenuhi melalui kontrak-kontrak investasi perseroan. Perolehan kontrak baru pada tahun ini masih akan didominasi proyek infrastruktur seperti jalan tol. Selain itu, kontribusi nilai kontrak baru juga akan didapatkan dari proyek gedung dan proyek investasi.

Adapun sebelumnya, perseroan bersama Grup Gama dan PT Daya Mulia Turangga sudah ditetapkan sebagai pemrakarsa proyek jalan tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo. Proyek tersebut sudah masuk tahap pelelangan yang digelar oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR).

Namun, saat ditanya mengenai proyeksi kinerja keuangan Adhi Karya hingga akhir 2020, Budi belum mau berbicara banyak. “Cukup menarik untuk tahun 2020,” tuturnya.

Sementara itu, kemarin, PT Mass Rapid Transit Jakarta melakukan penandatanganan paket kontrak dengan konsorsium Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV) sebagai kontraktor untuk menggarap fase II proyek MRT. Nantinya terowongan MRT ini akan menghubungkan Bundaran HI-Kota. Penandatanganan juga disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Parwanto menjelaskan, proyek dengan nama Paket Kontrak CP 201 memiliki nilai kontrak sebesar Rp 4,03 triliun. Rencananya proses pembangunan proyek tersebut akan memakan waktu selama 58 bulan. “Lingkup pekerjaannya mencakup, pekerjaan terowongan kembar, struktur terowongan, dua bangunan stasiun bawah tanah, dan gardu induk listrik termasuk semua pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada bangunan stasiun,” jelasnya.

Adapun dalam konsorsium SAJV, Shimizu Corporation menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan sebesar 65% dan Adhi Karya sebesar 35%.

Rekomendasi

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta merekomendasikan buy saham ADHI dengan target harga hingga akhir tahun ini sebesar Rp 1.345. Secara teknikal, pergerakan harga ADHI masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger. “Terlihat pola morning star candle stick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli,” ujarnya.

Di lain pihak, analis RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya mengungkapkan, Adhi Karya memasuki tahun 2020 dengan beragam sentimen positif, seperti senetimen positif dari penunukan konsorsium perseroan untuk pengerjaan MRT fase II paket CP201. “PT MRT Jakarta telah mengumumkan bahwa konsursium Adhi Karya-Shimizu sebagai pemenang tender pengerjaan MRT fase II untuk dua stasiun Sarinah dan Monas dengan nilai kontrak Rp 4,1 triliun,” tulisnya dalam riset.

Perseroan juga mendapatkan dukungan positif dari progres pengerjaan LRT Jabodebek fase I. Menurut dia, Adhi Karya telah berhasil mengerjakan 68% atau sesuai harapan hingga akhir 2019, sehingga target penyelesaian proyek awal 2021 optimistis tercapai. Hal ini memungkinan perseroan mendapatkan pembayaran dalam jumlah besar dalam waktu dekat, apalagi hingga kini perseroan baru menerima pembayaran dari proyek tersebut baru Rp 8,3 triliun.

“Keterlibatan perseroan dalam pengembangan MRT fase II menunjukkan kemampuan perseroan dalam mengerjakan proyek kereta api yang sangat kompleks, apalagi setelah perseroan berhasil mengembangkan jembatan LRT yang melengkung sepanjang 148 meter atau terpanjang di dunia,” jelas Andrey.

Perseroan juga berpotensi mendapatkan dana tunai atas pelepasan saham dua anak usahanya yang dijadwalkan tahun ini. Manajemen Adhi Karya sebelumnya menyebutkan keinginan untuk membawa dua anak usahanya, yaitu PT Adhi Persada Gedung dan PT Adhi Commuter Property (ACP), melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan membidik dana IPO saham sebesar Rp 2-2,5 triliun dari ACP dan sekitar Rp 1-1,2 triliun dari APG.

Sumber : Investor Daily

Let's block ads! (Why?)



"Karya" - Google Berita
February 17, 2020 at 10:41PM
https://ift.tt/2uVTQKG

Adhi Karya Bidik Rp 5,9 Triliun dari 'Rights Issue' dan PMN - Investor Daily
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Adhi Karya Bidik Rp 5,9 Triliun dari 'Rights Issue' dan PMN - Investor Daily"

Post a Comment

Powered by Blogger.