Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan alasan dirinya memanggil sejumlah direksi perusahaan BUMN karya. Ternyata, pemanggilan itu berkaitan dengan solusi pendanaan alternatif bagi BUMN karya guna menopang sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.
"[Gara-gara BUMN karya merugi?] Oh enggak, jadi gini bahwa pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah impact-nya sangat bagus," kata Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Erick menjelaskan, saat ini untuk beberapa jalan tol, tingkat Internal Rate of Return (IRR) sudah di atas 10% dari sebelumnya tak sampai angka tersebut.
"Kalau kita lihat jalan tol IRR-nya sudah di atas 10% terutama di Pulau Jawa yang di Palembang dan Lampung sekarang IRR-nya 9% tetapi yang ke sana kan perlu ada pendanaan baru tentu solusinya apa?"
Sebab itu, kata Erick, saat ini BUMN karya harus segera mencari alternatif pinjaman jangka panjang. "Tidak bisa pinjaman jangka pendek semua masuk ke proyek infrastruktur. Ini saja [alasan pemanggilan direksi BUMN karya], cuma dicarikan opsi [pendanaan]," tegas pendiri Mahaka Media ini.
Sekali lagi, Erick menegaskan pemanggilan direksi BUMN karya pada Senin kemarin itu bukan karena perusahaan pelat merah itu menderita kerugian dengan beban utang yang tinggi.
"Engga, kan IRR-nya sudah bagus. Dan beberapa jalan tol IRR-nya sudah ada yang 13% bahkan kalau kita kalau taruh deposito di bank berapa?. Kalau return-nya [level itu, 13%] lebih bagus berarti kan."
Saat ini BUMN karya menjadi sorotan mengingat besarnya proyek infrastruktur di era Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin. BUMN konstruksi atau karya itu di antaranya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang turut ikut ambil bagian dari proyek infrastruktur.
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, total utang dari keempat BUMN karya tersebut menembus Rp 218,88 triliun hingga akhir 2019. Angka ini belum final karena masih belum ada laporan keuangan yang sudah diaudit.
BUMN Karya yang mencatatkan liabilitas paling besar yakni Waskita Karya, dengan total Rp 108,01 triliun hingga kuartal III-2019. Selain Waskita Karya, BUMN konstruksi dengan liabilitas besar lainnya yakni Wijaya Karya dengan total Rp 42,5 triliun.
Sementara Adhi Karya membukukan liabilitas Rp 29,92 triliun sepanjang 2019 (unaudited) yang terbagi dari liabilitas jangka panjang Rp 6,01 triliun dan jangka pendek Rp 23,90 triliun.
Adapun PTPP mencatat total liabilitas di kuartal III-2019 senilai Rp 38,2 triliun, dengan liabilitas jangka panjang senilai Rp 11,26 triliun dan jangka pendek senilai Rp 26,94 triliun.
(tas/tas)
"Karya" - Google Berita
February 25, 2020 at 06:33PM
https://ift.tt/2Pnz9OK
Bukan Soal Rugi, Ini Alasan Erick Panggil Direksi BUMN Karya - CNBC Indonesia
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bukan Soal Rugi, Ini Alasan Erick Panggil Direksi BUMN Karya - CNBC Indonesia"
Post a Comment