SURABAYA, investor.id - Kalangan pengusaha jasa konstruksi di Jawa Timur meminta kepada pemerintah untuk tetap melaksanakan proyek yang dianggap urgen pasca meredanya Covid-19.
Wakil Ketua Umum Bidang Jasa Kontruksi dan Konsultan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur M Rizal pada acara Webinar dengan tema “Strategi bisnis jasa konsultasi untuk survive saat pandemic Covid-19” di Graha Kadin Jatim Surabaya, Selasa (21/4/2020), mengungkapkan, saat ini adalah masa sulit bagi jasa kontruksi dan konsultan.
Mereka hampir tidak mengerjakan satupun proyek sejak awal tahun 2020. Padahal jasa kontruksi termasuk industri padat karya yang menjadi penggerak industri turunan seperti semen, besi dan bahan bangunan lainnya.
Karena selama ini sebagian besar proyek yang dikerjakan oleh pengusaha adalah proyek pemerintah yang dananya berasal dari APBN dan APBD. Sementara dengan merebaknya pandemi Covid-19 ini, Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan dana sebesar Rp 405 trilun untuk penanggulangan pandemi tersebut. Dan dana itu sebagian besar diambil dari anggaran pembangunan yang dianggap belum terlalu mendesak.
Jika alokasi APBN untuk proyek pekerjaan umum dipangkas seluruhnya atau 100%, maka dana dari APBD juga dipangkas sebesar 70%. Artinya, alokasi dana untuk proyek infrastruktur dari APBD hanya tersisa 30% saja.
“Sementara hingga saat ini, Pemprov Jatim juga masih berkosentrasi dalam penanganan Covid-19 sehingga lelang proyek masih belum digelar. Demikian halnya, untuk proyek swasta juga mengalami stagnasi yang sama. Pembangunan hunian atau rumah, perkantoran dan perhotelan terhenti akibat mandegnya aktivitas ekonomi,” papar Rizal.
Dengan kondisi seperti itu, maka terjadi perubahan anggaran besar-besaran mana saja proyek yang akan digarap. Dan seandainya sisa 30% itu sudah diputuskan, kemungkinan besar tidak semuanya bisa terserap.
“Perkiraan saya hanya 15% saja yang akan terserap di tahun 2020. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi jasa kontruski dengan alokasi dana APBD yang terserap hanya sebesar 15%,” timpal Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto.
Ketua Umum DPN Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Peter Frans juga menegaskan bahwa Covid-19 telah menyebabkan jasa konsultan mengalami kelesuan, bahkan cenderung berhenti.
“Kebijakan recofusing APBN dan APBD telah menyebabkan lelang proyek terhenti dan paket pekerjaan berkurang. Bahkan saya memperkirakan, lebih dari 50% perusahaan konsultan akan mengalami collapse akibat Covid,” tandas Frans.
Agar kondisi ini tidak berlarut, baik Rizal dan Adik mengusulkan kepada pemerintah untuk tetap pelaksanakan proyek yang dianggap urgen pasca meredanya Covid-19, seperti pembangunan jembatan yang putus, perbaikan irigasi atau saluran agar tidak banjir, serta perbaikan jalan yang rusak.
Sementara pembayaran tagihan bisa dimasukkan pada anggaran tahun 2021. Dalam pelaksanaanya, pengusaha akan berusaha menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, di antaranya perbankan dan industri bahan bangunan untuk memberikan pinjaman.
Selain itu, beberapa proyek padat karya juga bisa diambilkan dari anggaran Jaring Pengamanan. Hal ini dilakukan agar anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah untuk penanganan dampak Covid-19 tidak salah sasaran dan hanya menguntungkan segelintir orang saja.
“Kami berharap pemerintah menyetujui tawaran ini agar ekonomi akan segera bergairah pasca penanganan Covid-19. Minimal tenaga kerja bisa kembali mendapatkan pekerjaan,” pungkas Adik.
Sumber : Investor Daily
"Karya" - Google Berita
April 21, 2020 at 11:39PM
https://ift.tt/2VL8m1r
Pengusaha Jasa Konstruksi di Jatim Usulkan Proyek Padat Karya Tetap Jalan - Investor Daily
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengusaha Jasa Konstruksi di Jatim Usulkan Proyek Padat Karya Tetap Jalan - Investor Daily"
Post a Comment