Search

(HPN) Tetap Jaga Independensi, Karya Harus Mengedukasi - Jawa Pos

Menurut Anda bagaiman semestinya pers saat ini?

Sekarang pers sedikit mengalami pergeseran. Artinya, bukan secara keseluruhan. Semua berubah? Tidak. Masih banyak yang independen dan konsisten dalam berkarya. Nah, independensi dan konsisten ini lah yang harus dipertahankan.

Pergesean yang Anda dimaksud seperti apa?

Secara kontennya. Banyak yang sudah mulai berubah dari koridor. Jadi, orientasinya sudah berbeda. Pers yang dulu dengan sekarang berbeda. Harus menjadi pers yang bertanggung jawab. Sebagai media perantara komunikasi antar-masyarakat, dan antara masyarakat dengan pemerintah.

Apa yang menjadi tantangan pers ke depan?

Tentu harus konsisten. Mengawal demokrasi secara tuntas. Yakni, menjadi penghubung pemerintah dan masyarakat dalam segala lini. Ketiga komponen ini juga harus bersinergi. Tapi, saat ini, pada kenyataannya, masing-masing tergantung siapa persnya. Pemiliknya siapa. Siapa penguasanya?.

Bagaimana dengan konten dan karyanya?

Yang paling penting harus ada edukasi terhadap masyarakat. Menjadi penyeimbang terhadap tingginya berita-berita hoax di tengah masyarakat. Artinya, di tengah masyarakat, pers harus mempunyai peran penting dalam melakukan cek, ricek, dan kroscek, untuk disampaikan kepada khalayak. Hal itu demi menghindari informasi hoax dan tidaknya di era digital saat ini.

Peran pers sekarang seharunya?

Di era digitalisasi ini, masyarakat bisa memberikan opini seenaknya sendiri di media sosial (medsos). Tapi, pertanggung jawaban informasi kepada masyarakat diabaikan. Nah, di sini peran pers kembali muncul. Tidak hanya mencari profitnya atau orientasinya saja, tidak hanya itu. Tapi lebih ke akuratannya, lebih dipertanggungjawabkan.

Menurut Anda posisi pers dalam menangkal hoax?

Salah satunya bisa membuat rubrik tentang hoax. Setidaknya berita yang lagi viral di medsos bisa diluruskan dengan cek, ricek, dan kroscek. Hoax memang penting tidak penting. Bagi mereka yang paham tidak masalah. Tapi bagi masyarakat yang tidak paham itu yang berbahaya. Sehingga literasi ke masyarakat ini yang dibutuhkan. Termasuk dunia kampus harusnya juga menjadi media literasi kepada masyarakat. Tidak harus bertanggung jawabnya ke media saja, tapi kepada masyarakat. Agar lebih bijak.

Literasi seperti apa yang dibutuhkan pembaca sekarang?

Literasi untuk lebih bijak dalam memanfatakan medsos. Sebelum berbicara mereka harus paham, kroscek dan ricek. Agar lebih bisa bertanggung jawab terkait apa pun informasi yang harus disampaikan. Tidak dengan mudah meng-share ke ruang publik tanpa tahu fakta sebenarnya.

Kenapa harus seperti itu?

Ini untuk mengatisipasi dampak informasi hoax yang ditimbulkan di tengah masyarakat sendiri. Penyampaian yang dilakukan pers juga menjadi pembeda. Karena pers lebih akurat. Apalagi, masyarakat juga kan masih tergantung dengan medsos. Senang tidak senang, mau tidak mau, masyarakat sudah mengandalkan medsos. Hanya saja, masyarakat terkadang belum bisa membedakan antara hoax dan tidak.

(mj/ori/ris/ron/JPR)

Let's block ads! (Why?)



"Karya" - Google Berita
February 09, 2020 at 08:35PM
https://ift.tt/3bsz2v4

(HPN) Tetap Jaga Independensi, Karya Harus Mengedukasi - Jawa Pos
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo

Bagikan Berita Ini

0 Response to "(HPN) Tetap Jaga Independensi, Karya Harus Mengedukasi - Jawa Pos"

Post a Comment

Powered by Blogger.