Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan L’Agence De Gestion Du Patrimoine Bati De L’Etat (AGPBE) telah menandatangani kontrak tahap I Goree Tower Project di Senegal.
Pekerjaan Proyek Goree Tower di Senegal ini memiliki nilai kontrak tahap I sebesar € 50 juta yang merupakan bagian dari kesepakatan total sebesar € 250 juta. Proyek ini merupakan tindak lanjut konkret business deals antara Pemerintah Senegal dengan WIKA dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank pada acara Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Bali, pada Agustus 2019 lalu.
Dalam penandatanganan tersebut, AGPBE diwakili oleh Direktur Operasi Yaya Abdoul Kane dan WIKA diwakili oleh Direktur Operasi III yang membawahi Divisi Luar Negeri Destiawan Soewardjono.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) berencana terbitkan global bond di penghujung 2020
Turut hadir menyaksikan antara lain Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dan Menteri Bappenas Senegal Dr. Cheikh Kante, pada Senin (2/12).
Proyek kawasan mixed-used building dengan tipe proyek Full Design & Build ini dikerjakan oleh WIKA selaku kontraktor utama dengan masa pelaksanaan 24 bulan. Di mana skup pekerjaan WIKA meliputi pembangunan hotel bintang 5 dengan 33 lantai, sky dining, gedung perkantoran, convention center, dan residential apartment.
“Bagi kami pasar luar negeri adalah potensi yang harus diimplementasi. Masuknya WIKA di pasar infrastruktur dan gedung Afrika sesuai dengan strategi bisnis WIKA yang menyasar negara-negara berkembang dengan kebutuhan infrastruktur yang tinggi,” terang Destiawan dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (3/12).
Untuk pelaksanaan proyek, WIKA mendapat fasilitas pembiayaan National Interest Account (NIA) dengan skema Buyer’s Credit melalui LPEI. Peyaluran fasilitas ini sejalan dengan strategi Pemerintah untuk memperluas ekspor Indonesia ke negara non tradisional termasuk Afrika.
Buyer’s credit merupakan fasilitas yang hanya dapat disediakan oleh LPEI dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor Indonesia dari sisi pembeli atau demand side.
Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan proyek Goree Tower Senegal menambah keyakinan Internasional bahwa perusahaan Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar global.
Sinthya menambahkan kinerja ekspor perusahaan nasional sangat penting bagi peningkatan nilai neraca perdagangan, untuk itu diperlukan upaya dalam meningkatkan nilai ekspor baik dari sisi volume maupun pasar tujuan ekspor.
Peran pemerintah melalui LPEI untuk menyediakan pembiayaan khusus dapat menstimulus perusahaan Indonesia melakukan perdagangan (ekspor) ke negara-negara non tradisional.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) proyeksikan porsi recurring income capai 25% dalam empat tahun
Destiawan menambahkan, tantangan ke depan adalah bagaimana sinergi yang telah terjalin baik dengan LPEI ke depannya dapat memfasilitasi WIKA dan perusahaan Indonesia lainnya untuk dapat memenuhi kapasitas pembiayaan infrastruktur negara-negara Afrika yang trennya semakin naik dari tahun ke tahun, terutama dengan adanya kepercayaan dari beberapa negara di Afrika untuk menjadikan BUMN Indonesia sebagai mitra strategis mereka.
“Apabila itu dapat terealisasi, maka akan meningkatkan peluang untuk membuka pasar lebih luas lagi bagi WIKA dan perusahaan Indonesia lainnya dalam melakukan ekspansi ke sejumlah negara, khususnya di Wilayah Afrika” pungkas Destiawan di sela-sela press conference.
"Karya" - Google Berita
December 03, 2019 at 01:57PM
https://ift.tt/33JrZZR
Wijaya Karya teken kontrak pembangunan Goree Tower Senegal tahap I senilai € 50 juta - Investasi Kontan
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Wijaya Karya teken kontrak pembangunan Goree Tower Senegal tahap I senilai € 50 juta - Investasi Kontan"
Post a Comment