PRABUMULIH, KOMPAS.com - Apa yang dilakukan dan dikembangkan oleh ibu-ibu warga Desa Karya Mulya, Kecamatan Rambang, Kapak Tengah, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, ini sungguh inspiratif dan layak ditiru.
Menggunakan media tanaman obat (TOGA), ibu-ibu di desa tersebut mengembangkan usaha kecil dengan menciptakan ramuan obat-obatan keluarga dan juga minuman yang dapat dijual sehingga hasilnya dapat membantu perekonomian keluarga.
Dengan ramuan obat-obatan dari tanaman itu, warga juga menjadi lebih sehat dan tidak perlu sering-sering berobat ke dokter.
Desa Karya Mulya, lokasi tempat pengembangan tanaman obat keluarga, berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari Kota Prabumulih.
Baca juga: Diterpa Isu Peredaran Telur Palsu, Penjualan Telur di Prabumulih Masih Normal
Di desa yang mayoritas warganya berasal dari pulau Jawa itu saat ini tengah dikembangkan usaha tanaman obat keluarga yang dilakukan oleh ibu rumah tangga setempat secara berkelompok.
Ada 7 kelompok yang sudah berdiri di desa tersebut sejak delapan bulan silam.
Berbagai jenis tanaman yang bisa digunakan untuk pengobatan ditanam di desa tersebut seperti samiloto, meniran, kunyit, kayumanis, kapulogo, temu lawak dan sawi langit.
Selain itu, ada pula tanaman kumis kuncing, tempuyung, kejibeling dan bunga Rosella.
Semua jenis tanaman itu memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit seperti darah tinggi, asam urat, kencing manis, kencing batu bahkan penyakit batu ginjal dan kecanduan narkoba juga dapat disembuhkan.
Maryana, salah satu anggota kelompok mengatakan, salah satu tanaman obat yang paling disukai warga adalah jenis bunga rosella.
Tanaman bunga rosella yang bunganya berwarna merah tua diolah oleh ibu-ibu menjadi sirup dan selai yang sangat disukai warga.
Sirup yang rasanya segar dan selai tersebut dikemas dalam botol serta mangkuk plastik, lalu diberi merek dan dijual dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per botol.
Bunga Rosella sendiri, tambah Maryana, bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol.
“Bunga rosella jika sudah diolah menjadi sirup atau selai berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol, oleh ibu-ibu sirup dan selai dikemas dalam botol dan mangkuk plastik untuk selanjutnya dijual dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per buah. Alhamdulillah banyak warga yang datang membeli,” katanya
Sedangkan Wiwin, warga lain mengatakan, sejak ada kegiatan pengembangan tanaman obat keluarga di desa mereka, warga menjadi sangat terbantu perekonomiannya.
Selain itu, dengan ada tanaman obat ia menjadi lebih sehat dan keluhan penyakit ginjalnya menjadi tidak terlalu terasa lagi.
Baca juga: Heboh Peredaran Telur Palsu di Prabumulih, Ini Penjelasan Polisi
Atika, staf humas PT Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih menggatakan, kegiatan pengembangan tanaman obat di Desa Karya Mulya ini merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CDR) PT Pertamina Asset 2 Limau .
“Dengan adanya upaya pemberdayaan dari pihak PT Pertamina EP Asset 2 Limau tersebut diharapkan dapat membantu pengembangan perekonomian warga Desa Karya Mulya,” kata Atika.
"Karya" - Google Berita
December 13, 2019 at 01:19PM
https://ift.tt/34i3VNR
Bikin Kebun Obat Desa, Cara Warga Karya Mulya Prabumulih Hidup Sehat - Kompas.com - KOMPAS.com
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bikin Kebun Obat Desa, Cara Warga Karya Mulya Prabumulih Hidup Sehat - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment