Jakarta-PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 663,8 miliar pada akhir 2019. Nilai ini meningkat 3,05% dibandingkan akhir 2018 yang mencapai Rp 644,15 miliar.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan pada Senin, (13/4/2020), perseroan tetap meraih peningkatan laba meski dari sisi pendapatan tercatat menurun. Pada akhir 2019, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 15,3 triliun, menurun 2,23% dibandingkan akhir 2018 yang mencapai Rp 15,65 triliun.
Kendati pendapatan menurun, perseroan bisa menekan beban pokok pendapatan. Beban pokok pendapatan perseroan pada akhir 2019 tercatat menurun menjadi Rp 12,97 triliun dari akhir 2018 yang mencapai Rp 13,14 triliun.
Sementara total aset perseroan tercatat meningkat dari Rp 30,09 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp 36,51 triliun pada akhir 2019. Peningkatan aset ini disebabkan oleh kenaikan aset lancar menjadi Rp 30,31 triliun dan aset tidak lancar menjadi Rp 6,2 triliun.
Peningkatan juga terjadi dari sisi liabilitas. Pada akhir 2019, perseroan mencatat total liabilitas sebesar Rp 29,68 triliun, meningkat 24,7% dari akhir 2018 yang mencapai Rp 23,8 triliun. Peningkatan liabilitas ditopang oleh kenaikan liabilitas jangka pendek menjadi Rp 24,49 triliun dan liabilitas jangka panjang menjadi Rp 5,18 triliun.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan, perseroan telah mengantongi kontrak baru senilai Rp 2,5 triliun hingga Maret 2020. Realisasi perolehan kontrak baru tersebut didominasi oleh pembangunan jaringan gas perumahan di Aceh dan Sumatera Utara senilai Rp 142,1 miliar dan pembangunan simpang susun di Sragen, Jawa Tengah senilai Rp 129,4 miliar.
“Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada Maret 2020, meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 94%, properti sebesar 5% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya,” jelas dia.
Sementara pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru Adhi Karya terdiri atas proyek gedung sebesar 26%, jalan dan jembatan sebesar 7%, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api, dan proyek-proyek EPC sebesar 67%.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 70%, BUMN sebesar 19%, sementara swasta atau lainnya sebesar 11%.
Sebagai informasi, selama periode 2020-2024 ini, Adhi Karya merencanakan beberapa investasi dalam bidang infrastruktur. Kegiatan investasi ini dicanangkan, tidak hanya sebagai bentuk pengembangan peluang bisnis perseroan, tetapi juga sebagai partisipasi pada program pemerintah. Program tersebut berfokus pada pembangunan infrastruktur nasional dan investasi sebagai pembuka kesempatan.
Dari beberapa rencana investasi, perseroan tercatat menjadi pemrakarsa dari beberapa proyek diantaranya, jalan tol Solo-Yogyakarta, jalan tol Solo-Bawen, jalan tol 6 Ruas Dalam Kota Jakarta, jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Elevated, prasarana Kereta Api Loop Line Jakarta, pengadaan air bersih dari Bendungan Karian untuk Jakarta Barat dan Tangerang Selatan, serta pengolahan limbah.
Sesuai rencana, pengembangan proyek-proyek investasi tersebut akan membutuhkan ekuitas sebesar Rp 6 triliun. Untuk memenuhi pendanaan tersebut, Adhi Karya berencana melakukan penambahan ekuitas dengan skema right issue.
Sumber : Investor Daily
"Karya" - Google Berita
April 13, 2020 at 10:24AM
https://ift.tt/3b9g6kg
Adhi Karya Raih Laba Rp 664 Miliar - Investor Daily
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Adhi Karya Raih Laba Rp 664 Miliar - Investor Daily"
Post a Comment