InfoSAWIT, KOTAWARINGIN TIMUR - Sektor perkebunan kelapa sawit acap dituding sebagai penyebab utama terjadinya kerusakan alam serta konflik sosial yang disebarkan lewat kampanye negatif oleh sejumlah lembaga nirlaba di dunia.
Namun faktanya tidak demikian, lantaran tidak sepenuhnya pengembangan perkebunan kelapa sawit dilakukan secara serampangan dan menutup mata terhadap perlindungan lingkungan. Seperti nampak dari beberapa pelaku usaha perkebunan kelapa sawit yang memiliki komitmen tinggi dalam menerapkan praktik budidaya layak lingkungan dan sosial, sesuai dengan standar Prinsip dan Kriteria Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), merupakan lembaga nirlaba multistakeholder yang fokus pada pegembangan kelapa sawit secara berkelanjutan.
Penerapan prinsip dan kriteria sawit berkelanjutan tersebut tidak hanya diadopsi perkebunan kelapa sawit yang dikelola pelaku usaha, melainkan pula mulai diterapkan terhadap kebun sawit petani plasma mitra perusahaan, termasuk kepada petani sawit swadaya.
Salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki komitmen menerapkan praktik budidaya kelapa sawit berkelanjutan ialah Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Group. Tercatat perusahaan tersebut memiliki komitmen untuk memberikan perhatian khusus kepada kelompok tani, salah satunya dengan membuka akses para petani untuk mengetahui berbagai aspek prinsip dan kriteria RSPO.
Diawali dengan kegiatan sosialisasi dan implementasi Traceability (ketelusuran sumber TBS, eksternal terutama), kemudian BGA mensosialisasikan Sustainability Policy yang juga berlaku untuk pihak ketiga (suppliers, kontraktor dan lain sebagainya), serta mensosialisasikan mengenai Sertifikasi RSPO bagi Petani Kelapa Sawit Mandiri (swadaya).
Penyelenggaraan pelatihan sustainability tersebut telah dilakukan pada 11-16 Desember 2019 kepada anggota Kelompok Tani Karya Bersama. Dari informasi yang didapat InfoSAWIT, materi pelatihan antara lain mencakup; Agronomi (Penanganan Hama & Penyakit Tanaman, Gulma menggunakan bahan kimia yang tepat dan aman & perhitungan fruit set), Pencegahan dan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan dan Management Kelompok, serta melakukan pendampingan kepada kelompok dalam memenuhi dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penerapan P&C RSPO.
Kegiatan tersebut bagian dari rangkaian pelatihan yang telah dilakukan sebelumnya, baik pelatihan yang menggunakan nara sumber internal perusahaan maupun Trainer External yang ahli dalam bidangnya, baik pelatihan dalam ruangan maupun sekolah lapangan seperti: Agronomi, K3, Lingkungan, HCV, HCS & LUC, P&C RSPO dan implemenatsi nya, pelatihan bagi Tim Internal Control System (ICS), sistem pendokumentasian dan mekanisme atau simulasi Audit Internal.
“Tujuan program pelatihan ini adalah meningkatkan produktivitas petani mandiri, melalui penerapan Best Management Practices Agronomi Kelapa Sawit,” kata pihak BGA Group, belum lama ini.
Melalui produktivitas yang meningkat, diharapkan para petani nantinya mendapatkan pendapatan yang lebih, tercukupi kebutuhannya. Dan yang terpenting adalah mencegah pembukaan areal kebun baru di kawasan hutan serta mendukung petani mandiri dalam implementasi prinsip kelestarian dalam operasional kebun mereka (sustainability principles).
Kelompok Tani Karya Bersama merupakan gabungan dari 109 petani kelapa sawit dengan lahan mencapai 400 ha yang tidak lain adalah suppliers TBS ke Pabrik Kelapa Sawit GMKM, di PT KMB. Mulanya terdiri dari 3 kelompok, namun hingga akhirnya semua sepakat bergabung menjadi 1 kelompok dalam rangka program sertifikasi RSPO bagi petani mandiri. Kelompok Tani ini terletak di Desa Agung Mulya, Kecamatan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Diharapkan Kelompok Tani Karya Bersama dapat berhasil mendapatkan sertifikat RSPO segera, sehingga hasil kebun (TBS) mereka akan didahulukan untuk diterima di PKS (khususnya di BGA) tanpa antrian. Implementasi tersebut bagian dari komitmen BGA dalam menjalankan Sustainability Policy berkaitan dengan Traceability.
Perusahaan juga memfasilitasi kelompok tani untuk memperoleh dukungan dana dari RSPO Smallholder Support Fund (RSSF) yang dapat digunakan untuk pengadaan pelatihan- pelatihan, peningkatan kapasitas, pembayaran fee keanggotaan RSPO dan Audit External oleh Badan Sertifikasi.
Sebelumnya, Sertifikasi RSPO juga telah diraih oleh Kelompok Tani Tenera pada 18 September 2018 lalu, berhasil mendapatkan sertifikat perkebunan sawit berkelanjutan dari RSPO. Setelah mengikuti program pembinaan dan pendampingan selama kurang lebih setahun, kelompok tani di Desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan-Kalimantan Tengah ini resmi menjadi pemasok TBS ke salah satu PKS PT Windu Nabatindo Lestari (BGA Group) yang telah bersertifikat RSPO. (T2)
"Karya" - Google Berita
January 11, 2020 at 05:28AM
https://ift.tt/2FFcCb8
Genjot Produksi, Kelompok Tani Karya Bersama Terapkan Praktik Sawit Berkelanjutan - InfoSAWIT
"Karya" - Google Berita
https://ift.tt/2V1hiPo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Genjot Produksi, Kelompok Tani Karya Bersama Terapkan Praktik Sawit Berkelanjutan - InfoSAWIT"
Post a Comment